Paradigma Pembangunan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries System)


Perikanan berkelanjutan adalah upaya memadukan tujuan sosial, ekonomi dan ekologi. Konsep perikanan berkelanjutan muncul dari kesadaran lingkungan. Perikanan berkelanjutan dikembangkan karena kecemasan akan makin merosotnya kemampuan lingkungan perairan untuk menyangga ketersediaan sumber daya ikan. 
Paradigma Pembangunan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries System)
Paradigma Pembangunan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries System)
Ide awal perikanan berkelanjutan adalah dapat menangkap atau memanen sumber daya ikan pada tingkat yang berkelanjutan, sehingga populasi dan produksi ikan tidak menurun atau tersedia dari waktu ke waktu. Sumber daya ikan termasuk sumber daya yang dapat diperbaharui, walaupun demikian bukan berarti sumber daya ikan dapat dimanfaatkan tanpa batas. Apabila sumber daya ikan dimanfaatkan tanpa batas atau tidak rasional serta melebihi batas maksimum daya dukung ekosistemnya, maka dapat mengakibat kerusakan dan berkurangnya sumber daya ikan itu sendiri, bahkan bila tidak segera diatasi juga dapat mengakibatkan kepunahan sumber daya ikan tersebut. 

Menyadari tentang pentingnya arti keberlanjutan di dunia perikanan tersebut, maka pada tahun 1995 badan dunia FAO menciptakan sebuah konsep pembangunan perikanan berkelanjutan dengan cara menyusun dokumen Kode Etik Perikanan yang Bertanggung Jawab atau yang sering kita dengar dengan sebutan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF).

Aktivitas perikanan yang berkelanjutan dapat dicapai melalui pengelolaan perikanan yang tepat dan efektif, yang umumnya ditandai dengan meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan manusianya serta juga terjaganya kelestarian sumber daya ikan dan kesehatan ekosistemnya. Selanjutnya, dalam paradigmanya tentang Sustainable Fisheries System, 5 mengemukakan bahwa pembangunan perikanan yang berkelanjutan harus dapat mengakomodasi 4 aspek utama yang mencakup dari hulu hingga hilir, yakni:


1) Keberlanjutan ekologi (ecological sustainability): memelihara keberlanjutan stok/biomass sumber daya ikan sehingga pemanfaatannya tidak melewati daya dukungnya, serta meningkatkan kapasitas dan kualitas ekosistemnya.

2) Keberlanjutan sosio-ekonomi (socioeconomic sustainability): aspek ini memperhatikan keberlanjutan kesejahteraan dari para pelaku usaha perikanan dengan mempertahankan atau mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang layak.

3) Keberlanjutan komunitas (community sustainability): aspek ini menjaga keberlanjutan lingkungan komunitas dalam hal ini masyarakat perikanan yang kondusif dan sinergis dengan cara menegakkan aturan atau kesepakatan bersama yang tegas dan efektif.

4) Keberlanjutan kelembagaan (institutional sustainability): menjaga keberlanjutan tata kelola yang baik, adil, dan bersih melalui kelembagaan yang efisien dan efektif guna mengintegrasikan atau memadukan tiga aspek utama lainnya (keberlanjutan ekologi, keberlanjutan sosio-ekonomi, dan keberlanjutan masyarakat). 

Secara umum, aktivitas perikanan di Indonesia belum menunjukkan kinerja yang berkelanjutan. Hal itu dapat kita lihat dari masih belum banyaknya jumlah usaha perikanan di Indonesia yang berjalan langgeng (bertahan dalam jangka panjang). Selain itu juga, sektor perikanan nasional masih cukup banyak menghadapi kendala ataupun permasalahan yang cukup kompleks.

0 Response to "Paradigma Pembangunan Perikanan Berkelanjutan (Sustainable Fisheries System)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel